Konsumsi dan tingkat subsistensi petani di Kampung Sei Berbari, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak Provinsi Riau

Mardiana Mardiana, Rita Yani Iyan, Yelly Zamaya

Sari


Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi dan tingkat subsistensi rumah tangga petani.  Penelitian ini dilakukan di Kampung Sungai Berbari Kecamatan Pusako Kecamatan Siak Provinsi Riau.  Sampel diambil sebanyak 55 rumah tangga petani.  Sampel dikelompokkan kepada petani berlahan besar (> 2 hektar), berlahan sempit (< 2 hektar) dan penggarap (sebagian besar lahan yang dikelola milik orang lain).  Nilai tukar pendapatan petani dihitung dengan konsep nilai tukar subsisten (NTS).  Regresi liner berganda digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat subsistensi petani.  Hasil kajian mendapati konsumsi rumah tangga petani berbanding lurus dengan luas lahan yang dimiliki.  Konsumsi pangan petani penggarap termasuk kategori rentan atau rawan pangan dan petani penggarap belum sejahtera karena persentase pengeluaran untuk pangan lebih besar dibandingkan persentase pengeluaran non-pangan. Man land ratio dan dependency ratio berpengaruh positip dan signifikan terhadap subsistensi rumah tangga petani. Petani pemilik lahan sendiri memiliki tingkat subsistensi yang lebih rendah dibanding petani yang menggarap lahan pihak lain.

This article aims to analyze the consumption and subsistence level of farm households. This research was conducted in Sungai Berbari Village, Pusako District, Siak District Province of Riau. Samples were taken as many as 55 farm households. Samples were grouped with large-scale farmers (> 2 hectares), narrow land (<2 hectares) and tenants (most of the land that was managed by others). Farmer income exchange rates are calculated using the concept of subsistence exchange rates (NTS). Multiple linear regression is used to determine the factors that influence the level of subsistence of farmers. The results of the study found that household consumption of farmers is directly proportional to the area of land owned. Food consumption of smallholder farmers is categorized as vulnerable or food insecure and smallholders are not prosperous because the percentage of food expenditure is greater than the percentage of non-food expenditure. Man land ratio and dependency ratio have positive and significant influence on subsistence of farm households. Farmers owning land have lower subsistence levels compared to farmers who work on other parties' land.


Kata Kunci


konsumsi; tingkat subsistensi; petani penggarap; rasio lahan manusia

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Arida, A., Sofyan, S., & Fadhiela, K. (2015). Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berdasarkan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Konsumsi Energi (Studi Kasus pada Rumah Tangga Petani Peserta Program Desa Mandiri Pangan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar). Jurnal Agrisep 16(1), 20-34.

Asnawi, R. (2007). Analisis Usahatani Sistem Tanam Double Row pada Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta) di Lampung. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 10(1), 39-47.

Darwis, R. (2008). Keragaan Penguasaan Lahan sebagai Faktor Utama Penentu Pendapatan Petani. Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian.

Fatimah, N., & Syamsiah, N. (2018). Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Mimbar Agribisnis 4(2), 184-196.

Hedayana, R. (2001). Analisis Fakto r-FaktorYang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Humaidi, E., Amin, Z., & Suryati, N. (2015). Pola Pengeluaran Rumah Tangga Petani Karet Di Desa Binjai Kecamatan Muara Kelingi . Societa 4(1), 54-58.

Mardiyaningsih, D. I., Dharmawan, A. H., & Tonny, F. (2010). Dinamika Sistem Penghidupan Masyarakat Tani Tradisional dan Modern di Jawa Barat. Sodality, 115-145.

Nurlinda. (2019). Perolehan Tanah Obyek Reformasi Agraria (TORA) Yang Berasal Dari Kawasan Hutan: Permasalahan Dan Pengaturannya. Justitia 4(2), 253-273.

Onakuse. (2012). The Future of Subsistence Agriculture in the Rural Community Of Uzanu, Edo State, Nigeria. Journal of Agriculture, Food Systems, and Community Development 3(1), 61-71.

Rachmat, P. (2000). Analisis Nilai Tukar Petani Indonesia. Disertasi. Bogor, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ruauw, E. (2010). Nilai Tukar Petani Sebagai Indikator Kesejateraan Petani. ASE 6(2), 1-8.

Simatupang, P. (2007). Analisis Kritis Terhadap Paradigma dan Kerangka Dasar Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE) 25(1), 1-18.

Wiryono. (1997). Kekalahan Manusia Petani. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Zainal, A., Kalsum, U., & Sugesti, T. M. (2015). Analisis Pendapatan Dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. JIIA 3(3), 251-259.




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/sorot.14.2.53-60

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by4.footer##

Creative Commons Licence

Hak cipta artikel-artikel pada jurnal ini dimiliki oleh penulis, dan penulis bersedia memberikan hak penerbitan pertama kepada jurnal. Pemilikan hak cipta dilisensikan dibawah Creative Commons Attribution 4.0 International License. Lisensi ini memungkinkan penggunaan, pendistribusian, dan pencetakan kembali tanpa batas pada media apa pun, asalkan penulis dan sumber sebenarnya disebutkan.